Serak dan gangguan pernafasan yang dialami burung kicauan sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda, kendati sebagian kicaumania menganggapnya sama. Burung yang serak sudah pasti mengalami gangguan pernafasan, tapi burung yang mengalami gangguan pernafasan tidak selalu ditandai dengan gejala klinis berupa suara serak. Ini perlu dipahami agar kita tidak salah memberikan terapi pengobatan. Gangguan pernafasan pada burung sangat beragam, dan menimbulkan penyakit yang berbeda-beda pula. Ada yang ditandai dengan munculnya suara serak pada burung, ada juga yang tidak disertai suara serak. Burung yang menderita penyakit CRD, korisa / snot, biasanya tidak mengalami serak, tetapi lebih parah dari itu, yakni ngorok. Burung yang mengalami infectious laryngotrachealis (ILT) juga terdengar ngorok, tetapi disertai pula dengan gejala susah bernafas, sehingga saat bernafas kepalanya sering dijulurkan ke depan. Gejala ini mirip dengan penyakit yang disebut infectious bronchitis (IB). Lain halnya jika burung mengalami gangguan pernafasan akibat penyakit air sac mites, atau tungau kantung udara. Suaranya akan berubah serak, sehingga lama-lama malas bunyi, dan akhirnya macet bunyi. Beberapa penyakit akibat gangguan pernafasan terkadang juga disertai adanya lendir pada lubang hidung maupun pada kelopak matanya. Jadi, perlu dicermati apakah suara serak yang dialami burung disertai dengan gejala klinis tertentu lainnya. Untuk lebih jelas dalam memahami apa saja penyakit yang berhubungan [...]
