Cendet kini makin digemari kicaumania di Indonesia, terutama lantaran suaranya yang kencang dan variatif. Dalam berbagai lomba burung berkicau, kelas cendet juga diluberi peserta. Transaksi jual-beli burung cendet, baik trotolan, bakalan, maupun sudah jadi, pun makin ramai. Namun tidak sedikit pemula yang mengeluhkan cendet yang baru dibelinya ternyata berubah sifat dan karakternya. Misalnya, saat dipantai rajin bunyi, setiba di rumah menjadi jarang bunyi. Umumnya setiap burung yang baru dibeli, baik dari kios / pasar burung maupun take-over dari rekan, cenderung mengalami apa yang disebut stres lingkungan. Dibutuhkan waktu beberapa hari bagi burung untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Berikut ini beberapa tips untuk mempercepat proses adaptasi, sekaligus menjaga karakter dan mental cendet yang dibeli. Ketika membeli cendet di kios / pasar burung, biasanya pedagang memberikan wadah berupa besek atau kantong semen untuk membawa burung tersebut. Karena itu, sebelum hunting cendet, sebaiknya Anda menyiapkan sangkar harian yang nanti bisa digunakan jika burung sudah sampai di rumah. Sangkar dicuci dulu dengan air hingga bersih. Lebih dianjurkan lagi kalau dibilas menggunakan FreshAves (5 gram serbuk Fresh Aves dilarutkan dalam 1 liter air). Tindakan preventif ini diperlukan untuk mencegah bakteri, jamur, dan parasit (tungau, kutu, cacing) yang kemungkinan menempel pada tubuh cendet selama berada di pasar burung. Begitu tiba di rumah, pindahkan [...]
